Lokasi Kejadian |
Pulang sekolah, hujan deras. Aku berfikir, ditunggu nggak ditunggu, hujan belum tentu reda. Huajn sudah datang, tak perlu ditunggu. Aku segera mengemasi baju seragam OSISku dan memasukkan ke dalam tas. Kacamata tak lupa ku lepas karena hanya akan menghalangi pandangan jika terkena air hujan. Yang kupakai hanya rompi "antakusuma"ku dan celana abu-abu. Segera kukayuh sepedaku menyusuru jalan pulang. Penglihatanku memang tidak jelas karena miopi yang kuderita sejak kecil. Semakin tidak jelas lagi karena derai air hujan masih bertaburan. Tetapi masih cukup untuk melihat jalan dan kendaraan lain. Sepedaku terus melaju sepanjang jalan diiringi tetesan air hujan. Sampailah di sebuah jalan yang agak menurun. Kemudian disampingku melajulah sebuah bus mendahuluiku. Sang Kernet berteriak memberiku peringatan "Awas Bambu!!!". Aku berfikir sejenak lalu melupakan peringatan kernet itu. Aku tak menghiraukannya karena aku tak dapat melihat bambu yang dimaksud. Sepedaku terus berjalan meski aku tak mengayuh karena masih di turunan. Barulah saat jarak antara aku dan bambu itu tingal 2 meter aku bisa melihatnya. Langsung saja aku mencengkeram rem depan belakang. Namun usaha ini tak banyak membantu karena remku licin setelah terkena air hujan. Kecepatan sudah terlanjur tinggi, hal yang tak diinginkan terpaksa terjadi. Sepedaku menabrak bambu yang roboh melitang jalan. Bambu itu tidak besar, hanya sebesar ibujari kaki tetapi cukup membuat laju sepedaku terhenti. Aku segera turun dari sepeda untuk memastikan sepedaku tidak rusak. Aku sedikit marah dan mematahkan bambu itu dengan tangan hampa sekaligus menyingkirkannya dari badan jalan. Hal ini kulakukan agar bambu itu tidak lagi menghalangi jalan dan tidak ada korban berikutnya.
Merah : Lokasi Kejadian Hijau : Turunan Curam Biru : Jembatan (Sungai) |
Tapi setidaknya aku bisa bersyukur karena sepedaku berhenti dari kecepatan tinggi. karena jika tidak ada kemungkinan aku menabrak jembatan dan jatuh ke sungai yang menunggu di depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar